saraahmegha.com

Menanamkan Ilmu di Hati Ananda melalui Berkisah

18 komentar
literasi-anak
Sudahkah membacakan buku pada anak hari ini mom?

Hai Momblogger, alhamdulillah kita dipertemukan dengan bulan Ramadan, kami memilih untuk memulai puasa di hari ini, dan tanpa mengurangi hormat kami pada yang mengikuti puasa kemarin.

Hari pertama ini bertepatan di hari ahad, ada dua agenda menarik yang kuikuti berkaitan dengan berkisah dan read aloud untuk toddler. Dua hal yang cukup menarik bagiku dan anak-anakku.

Dengan kesadaran penuh aku mengikuti serentetan acara khusus di Tarbiyah Sunnah Learning, yang tak hanya berkaitan dengan literasi namun juga ilmu tentang kerumah tanggaan.

Acara hari ini ada dua, yang pertama adalah Menanamkan Ilmu pada anak Melalui Berkisah, yang diisi oleh Ustadzah Athirah Mustadjab, dan yang kedua adalah Reading Aloud for Toddler yang diisi oleh Dr Pinan. Rasanya sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja.

Menanamkan Ilmu pada anak Melalui Berkisah

kenapa-berkisah
Kenapa berkisah?

Pada kesempatan ini, akhirnya aku duduk dalam satu majlis dengan salah satu penulis yang buku-bukunya masuk ke dalam koleksi kami, yaitu ustadzah Athirah yang tak lain dan tak bukan adalah pemilik dari Pinisi Samudra Ilmu, jujur saja awalnya kurang "ngeuh" jika itu beliau, di akhir acara baru aku sadar jika beberapa buku dalam rak buku ananda tersemat karya-karya beliau.

Pada kesempatan ini, beliau menjelaskan mengenai teknik berkisah untuk anak-anak. Beliau menjelaskan tentang pentingnya berkisah pada usia anak-anak. Melalui berkisah kita menyematkan ilmu di hati mereka.


berkisah-interaksi
Yang perlu diperhatikan dalam berkisah

Ada satu hal yang menarik, di mana beliau menjelaskan bahwa buku kisah anak-anak tak melulu cerah ceria penuh warna, namun kita bisa berkisah melalui ayat-ayat dalam Al Quran. Al Quran tak hanya berisi tentang Tauhid, khabar, namun juga hampir sebagian berisi kisah.

Berkisah menggunakan Al Quran, di awali dengan membaca tulisan arabnya yang kemudian membaca terjemahannya, satu persatu. Ajak anak untuk larut dalam kisah. Pada point ini sebaiknya orangtua memiliki buku pegangan, seperti kitab tafsir atau ilmu-ilmu dari kajian ilmu.

Pada saat berkisah, anak pasti akan bertanya, namun jawab sesuai dengan kemampuan mereka, jawab secara sederhana supaya mereka tak bingung.

Kemudian ada banyak hal yang digali pada sesi tanya jawab, ada salah seorang penanya yang bertanya mengenai adab ketika berkisah, terutama saat sebelum tidur, bolehkah berkisah? yang kemudian dijawab oleh ustadzah, untuk berkisah alangkah baiknya dalam kondisi tertib, namun untuk buku biasa boleh dalam posisi rebahan.

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah mengenai "Apa tanggapan ustadzah bila berkisah dan membacakan kisah al fil, di mana Allah menghukum pasukan gajah, apakah boleh menggunakan bahasa yang negatif?"

kemudian dijawab oleh ustadzah, kita perlu memahami psikologi anak, ada kalanya ada anak yang cukup sensitif saat dibacakan tentang kehilangan, kematian dan lain-lain. Namun bisa jadi intonasi dari pembacanya menjadi sangat berpengaruh pada imaji anak. 

Pada sesi ini ustadzah memberikan contoh berkisah tentang pasukan gajah dengan nada berkisah yang cukup menarik, membuatku pribadi, sepertinya memang harus belajar berintonasi, pelafalan dan lain-laian. Karena ternyata berbeda intonasi bisa membuat berbeda arti bagi anak yang mendengarnya.

Membacakan buku kepada anak itu seperti menabung kata untuk masa depannya

Cukup menarik pembahasan di sesi pertama ini, berkisah tak hanya berkiusah, namun ada teknik-teknik yang harus dipersiapkan dan dilakukan. Tak hanya berkisah, pembahasan read aloud di sesi kedua juga cukup sangat menarik, in syaa Allah akan kusampaikan di postingan selanjutnya.







Related Posts

18 komentar

  1. Bagus sekali materinya, Menanamkan Ilmu pada anak Melalui Berkisah, oleh Ustadzah Athirah Mustadjab, dan Reading Aloud for Toddler oleh Dr Pinan. Menyoal berkisah ada teknik yang mesti dipersiapkan ya...Ditunggu artikel tentang Read Aloudnya

    BalasHapus
  2. Hsrus belajar menyoal intonasi klo gitu,ya, mba, jdi pendongeng memang butuh menguasai beberapa keterampilan, klo datar aja anak malah borring, ya. Thankyou for sharing, mba

    BalasHapus
  3. Kegiatan yang bagus dan positif ya. Apalagi di bulan Ramadan sekalian bisa menanamkan nilai-nilai moral buat si kecil.

    BalasHapus
  4. Read aloud memang bermanfaat sekali untuk anak-anak ya Mbak. Dari cerita anak-anak belajar, berimajinasi, dan berkreasi. Terima kasih sudah mengingatkan untuk banyak membacakan kisah-kisah dalam Al Quran pada anak-anak Mbak.

    BalasHapus
  5. Asyik nih bahasannya. Ditunggu kelanjutannya ya. Saya ikut menyerap ilmunya. Sangat bermanfaat. Terimakasih

    BalasHapus
  6. Aku sekali dua kali aja betah untuk bacain dongeng anak hikss, seringnya akhirnyaa bacain pakai audiobook. Keterampilan mendongeng inilohh yang susah hihi

    BalasHapus
  7. Saya kalau disuruh pake intonasi paling seneng mbak tapi gak bertahan lama soalnya gampang capek juga ya kalau bercerita pake intonasi yang maksimal itu��

    BalasHapus
  8. Memang priceless bgt ketika ibunda berkisah pd buah hati
    InsyaAllah bisa memberikan karakter positif pd anak

    BalasHapus
  9. Dulu waktu anak pertama masih sering bacain dongeng, setelah anak ketiga blas..huhu... merasa bersalah banget anaknya juga jadi nggak suka baca.

    BalasHapus
  10. Keterampilan mendongengku agak sedikit kurang sih haha, harus lebih banyak latihan dan pede di depan anak sih biar ekspresinya keluar

    BalasHapus
  11. 3 hal yang tidak akan ditolak anaka-anak, salah satunya adalah dongeng, dengan dongeng atau bercerita orang tua atau orang dewasa dapat menanamkan nilai moral yang ingin ditanamkan pada anak

    BalasHapus
  12. anak-anak tidak pernah menolak untuk diberi cerita, apapun itu. karena anak-anak memang fitrahnya suka bercerita, appaun yang dia lihat dan dia pelajari

    BalasHapus
  13. Anakku termasuk yang sensitif dari kecil mengenai kehilangan dan kematian. Sehingga dari sini, aku tidak bisa masuk secara frontal dalam menceritakan kisah sirah dalam Al-Qur'an. Seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak bisa diajak berdiskusi agar memahami "makna" dari setiap kejadian di masa lalu dalam Al-Qur'an.

    BalasHapus
  14. Kalau berkisah itu apa sama seperti mendongeng? Anak say lebih suka bercerita daripada mendengarkan.

    BalasHapus
  15. Setuju banget mbak
    Penanaman nilai pada anak bisa dilakukan dengan cara berkisah ya mbak

    BalasHapus
  16. Saya adalah salah satu anak hasil didongengin kala kecil, eh besarnya jadi suka baca buku

    BalasHapus
  17. Wah storytelling! kayaknya ini ga buat anak aja, noted juga buatku! Terima kasih sharingnya, aku merasa rada luput mempersiapkan anakku untuk lihai berkisah

    BalasHapus
  18. Masa kecil anak anak memang masa paling tepat mengasah ketajaman otak anak. Makanya belajar waktu kecil diibaratkan seperti belajar diatas air

    BalasHapus

Posting Komentar