![]() |
Hasil kolaborasi kami #suamiistrimasak bersama kecap ABC |
Berumah tangga, ada kalanya memang tak selamanya berisi hal-hal yang menyenangkan atau menggembirakan. Ada juga kerikil-kerikil yang ada kalanya menghambat atau bahkan malah menjadi saling menguatkan dalam perjalananya. Bulan ini adalah bulan istimewa bagi kami, aku dan suamiku. Pada bulan ini di beberapa tahun lalu, ikrar janji suci yang mampu menggetarkan arsy-Nya. Bukan menjadi “bahagia selamanya” layaknya dongeng-dongeng. Namun menjadi pintu gerbang awal sebuah kehidupan yang sesungguhnya.
Nyatanya pernikahan adalah menggabungkan dua orang menjadi satu, dua kepala, dua pemikiran, dua sifat yang bisa jadi saling bertentangan menjadi satu visi misi utuh dalam berumah tangga. Waktu menjadi proses pendewasaan bagi masing-masing diri.
Bagi sebagian orang mungkin lima tahun pertama adalah masa-masa pengenalan, bagi kami juga. Ingat jelas satu tahun awal pernikahan kami berisi banyak sekali gesekan hati, ingat jelas aku bahkan kerap menangis ingat Ibuku, hahahaha. Bahkan jika mudik sebulan sekali pasti kerap melankolis, bahkan sampai sekarang. Lucu memang, seringnya permasalahan malah terjadi dariku pribadi, entah itu suami yang tidak menyapa di kala pagi, atau lupa menaruh piring pada tempatnya, atau hal-hal sepele yang seringnya berawal dariku hahaha.
Lalu belakangan setelah sekian tahun menikah, aku baru mempelajari bahwa masing-masing dari kami memiliki bahasa kasih yang berbeda.
Belajar bahasa kasih
Yap, pernah kusinggung tentang bahasa kasih ini, bahasa kasih terbagi menjadi lima hal, yaitu: pujian, memberi hadiah, pelayanan, quality time, dan sentuhan fisik. Ternyata aku dan suami memiliki bahasa kasih yang berbeda, dan bila tak mempelajari dan mengenali ini bisa jadi menjadi percikan perang dunia.Aku pribadi memiliki bahasa kasih berupa pujian, dan pelayanan. Yap, aku merasa mencintai dan dicintai ketika melayani suamiku, memperhatikan pakaiannya, menyiapkan sarapannya, membersihkan rumah atau mencuci piring. Kulakukan karena aku menyukai, dan menjadi ladang pahalaku juga.
Pernah suatu hari, aku memaksakan diri untuk membersihkan rumah, mengantar jemput anak, dan berakhir marah-marah karena tak sempat menyiapkan makanan ketika beliau sampai ke rumah. Pun sebaliknya, saat suami memberikanku segelas teh hangat atau mencuci pakaian kami saat aku terkapar, disaat itu aku merasa lebih dicintai. Satu hal yang sepertinya tak pernah dilakukan suamiku, yaitu memasak makanan.
Memasak menjadi salah satu cara bonding dan cara kami mencintai
Saat kutanya, “Kenapa tak mau belajar memasak sederhana?”, dengan jawaban simpel karena memang tak bisa memasak, lebih baik langsung beli ke luar atau pesan gojek hahaha. Kemudian aku juga merasa se iya.Hari Sabtu-Ahad terbilang sebagai hari istimewa, hari berkumpulnya keluarga kecil kami. Anak sulungku libur sekolah, membuat kami berupaya memberikan waktu berkualitas untuknya. For your information, anakku berusia enam tahun, dan bahasa kasihnya adalah memberi hadiah dan pujian. Jadi ketika kami memberikan waktu berkualitas kami sebagai hadiahnya, ia akan mendapatkan charge, suntikan semangat tersendiri.
Begitu pula saat itu, hari Ahad kami memutuskan untuk memasak bersama, aku dan suamiku. Aku berdalih kalau beliau juga harus belajar memasak sederhana, simpelnya untuk hal-hal darurat, misalnya jika aku hamil lagi dan misal anak-anak harus sarapan. Setidaknya ada ayahnya yang memasak, tidak hanya memasak mie instan.
Yap, hari itu kami berkolaborasi untuk membuat masakan.
Pandangan Masyarakat tentang laki-laki dan dapur
Sejujurnya sebagian masyarakat masih ada anggapan, kalau dapur adalah ranah perempuan. Sedangkan laki-laki sebaiknya hanya menanti makanan saja. Namun, hal ini tak kubiarkan di keluarga kami. Laki-laki sebaiknya juga bisa memasak, meski hanya menggoreng telur, atau bisa membuat steak enak itu plus. Aku sadar diri kalau aku juga tak jago-jago amat untuk memasak. Namun, aku bersyukur anak laki-lakiku adalah salah seorang yang terbiasa membantuku di dapur, bahkan saat ia masih berusia empat tahun. Ia sudah bisa merengek untuk diperbolehkan membantuku di dapur.Sebelum aku mengajarkan masak memasak, ada baiknya ia juga melihat contoh figur Ayahnya membantu Ibunya di dapur untuk memasak. Meski bagi suamiku, dapur tetaplah teritorial istrinya. Namun tetap saja, ini akan menjadi kebiasaan baik anak-anaknya kelak, supaya menghapus stigma “Laki-laki tak boleh di dapur”.
Anakku harus mau memasak di dapur, supaya menjadi life skill kelak ketika misalnya ia di pondok pesantren atau akan melanjutkan studynya ke Madinah (bisa saja kan) dan gak mungkin kan ia terus memsan makanan di luar, atau makan mie instan melulu hahaha.
Yap, kita mulai kebiasaan baik ini dari dalam rumah terlebih dahulu dengan memberikan contoh kepada anak-anak, bahwa Ayah dan Ibunya bisa berkolaborasi memasak di dapur.
Kolaborasi suami dan istri di dapur
Ada banyak hal yang bisa dilakukan di dapur, tentu saja selain menjadi ajang bahasa kasih antar suami istri, dan juga sebagai penguat bonding suami istri. Di dalam keluarga kami, istri atau aku masih menjadi pemimpin di dapur. Suami biasanya yang membantu dalam meracik-racik, seperti mengambil bahan-bahan untuk di masak, membantu mencucinya atau dan lain-lain.Ahad ini kami akan membuat Daging cincang Teriyaki, suamiku berperan aktif dalam menyiapkan bahan, seperti menyiapkan daging cincang, bawang bombay, bawang putih, garam, gula, kecap teriyaki, dan kecap manis ABC.
Tak hanya itu saat aku memotong-motong bahan-bahan untuk dimasak, beliau berperan aktif untuk mencuci peralatannya hahaha. Dalam hal tumis menumis tetap saja aku dominan, namun suamiku juga belajar untuk menumis-numis, tak perlu khawatir bila masakan memiliki cita rasa “ngalor ngidul” karena ada kecap ABC yang bisa membuat rasa menjadi lebih enak untuk di santap.
Tulisan ini terinspirasi dari salah satu video youtube tentang #suamiistrimasak kecap ABC, setidaknya memberikan insight bagi para Ibu dan Bapak-bapak untuk ikut serta dalam kegiatan menguatkan bonding suami istri ini.
Kegiatan #SuamiIstriMasak
Tak hanya tahun ini, ternyata acara kecap ABC ini digelar secara ruting sejak tahun 2018.a. 2018: Kampanye diinisiasi
b. 2019: Insisiasi kampanye selama Hari Kesetaraan Perempuan
c. 2020: Kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan
d. 2021: Kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami & istri di dapur
Wah ini, kudu sering-sering ke dapur bareng ya. Meskipun hanya memasak sederhana dan ringan
BalasHapusPastinya ini kegiatan yg assoy geboy
BalasHapusBs ningkatkan kualitas hubungan pasutri ya.
Super lovely
Liat video kecap ABC itu lucu bikin gemesh...liat para istri mendapat kejutan dari sang suami dengan kehadiran mereka di dapur.
BalasHapusTersentuh banget lihat video kampanye #suamiistrimasak kecap ABC.
BalasHapusSejujurnya, di rumah kami, yang paling sering masak dan paling kreatif bikin menu justru suami. Jadi mashaAllah, bersyukur banget..
Meniru cara mendidik anak lelaki dari mertua yang memang anaknya 3 laki-laki semua, jadi memang ketiganya senang masak.
Waahh mantul dagingnya pasti lezaattt...
BalasHapusValue plus buat suami-suami yang mau turun dapur ikut masak bersama istri ya.
#SuamiIstriMasak bersama Kecap ABC emang paling seru ya, Mba.
BalasHapusApalagi kalau udah lihat video teaser-nya bikin mewek karena seterharu itu, hhi. Sweet banget!
Masak bareng suami bisa menghadirkam keakraban dan kehangatan ya Mbak. Secara, pastinya saling bantu dan harus kooperatif. Pasti seru. Apa lagi kalau sambil bercanda.
BalasHapusSuka banget sama pasangan Titi Kamal dan Christian Sugiono ini. Moga-moga kampanye mereka buat kecap ABC menginspirasi banyak suami-istri di Indonesia ya untuk kolaborasi masak...
BalasHapusUdah lama gak masak lagi bareng suami, lihat artikel ini jadi pengen masak bareng lagi, setidaknya masak nasi goreng untuk sarapan keluarga.
BalasHapusBenar banget bahasa cinta akan tercurah dengan sendirinya.meski tanpa kata ... Jadi pingin peluk pak su deh .
BalasHapusMakin seru masak bareng pasangan apalagi ditemani kecap ABC bikin makanan makin kaya rasa. Bisa meningkatkan bonding juga satu sama lainnya
BalasHapusWah aku dari awal menikah sampai sekarang banyakan suami yang masak dan aku bagian beres-beres aja, soalnya masakan suami lebih enak daripada aku. Mungkin karena terbiasa melihat ayahnya masak, anakku yang laki-laki juga bisa masak dan keahlian itu berguna banget saat dia kuliah di luar kota. Memang sih saat masak ada aja yang diobrolin dan tanpa sadar bikin bonding makin erat.
BalasHapusKecap ABC bikin masakan jadi legit dan juga menumbuhkan rasa cinta semanis kecap apalagi dengan adanya kampanye #suamiistrimasak ini mengusahakan suami dan istri supaya kompak dan tidak mengkotak-kotakan peran.
BalasHapusBetul nih mba, masak bareng bisa menunjukkan bahasa kasih suami istri. Apalagi rasa kecap ABC juga pas banget buat memperkaya rasa masakan
BalasHapusPadahal kalau suami masak bisa lebih enak lho dari kita haha. Terus bisa bonding bareng juga. Kalau kami masak bareng pasti suka sambil cerita-cerita
BalasHapusPaling seru memang masak bersama suami dan anak. Bisa sambil cerita apa saja.
BalasHapusMemasak bersama suami menjadi kegiatan yang menyenangkan dan seru ya mbak
BalasHapusBisa meningkatkan bonding dan membuat rumah tangga makin harmonis
Klo udah di charge jadi full lagi ya mbak cintanya. Apalagi masaknya pake kecap ABC, kecap sejuta umat 😍
BalasHapusseru banget bisa masak bareng, tetap rukun ya Bun
BalasHapus