saraahmegha.com

Buku pertamaku: Bubui ingin ke luar angkasa

Posting Komentar
bubui-keluar-angkasa
Ubur-ubur ke luar angkasa?


Hah? Ubur-ubur kok ke luar angkasa? Emang bisa?

Yap, ini salah satu buku istimewa karena dengan bantuan Allah menjadi karya perdanaku. Bukan naskah yang pertama, namun naskah kesekian yang kutulis namun perdana kuilustrasikan sendiri. Biidznillah semua berkat pertolongan Allah semata.

Oke, kita ngobrolin buku ini ya, buku ini berjudul Bubui ingin ke luar angkasa. Buku yang sebagian orang anggap "imajinatif" karena aepertinya gak mungkin kalau seekor ubur-ubur laut bisa smpai ke luar angkasa. Meski dalam sastra anak, sebenarnya itu bisa saja terjadi, namun otak dewasaku juga membantah logikanya hahaha.

Latar belakang

Mengulik di beberapa bulan lalu, aku berkesempatan mengikuti salah satu kelas menulis cerita anak yang diadakan berdurasi dua kali pertemuan. Yang menariknya adalah mentor kala itu adalah Pak Noor. H. Dee salah satu penulis dan editor dari Noura.

Aku mendapatkan banyak insight dalam kelas beliau, membuka wawasan tentang penulisan cerita anak yang sangat menarik dan ahhh sangat berwarna. Pembawaan dari Pak Hadi juga enak, seperti orang yang sedang ngobrol sharing dengan teman lama. Dan kurasa salah satu point dari Pak Hadi ini adalah, beliau ini memang grapyak dan gampang berteman dengan siapa saja, lalu aku belajar seorang penulis memang harus ramah dan menyapa siapa saja bukan?

Bukan hanya perkara tentang jual beli saja, karena menulis itu juga menancapkan pengaruh, membangun circle. Dan setelah kuperhatikan sepertinya memang seorang penulis itu harus ramah (terutama penulis buku anak ya) hehehehe.

Oke lanjut, nah dalam kelas beliau Pak Hadi ini memaparkan beberapa jenis buku dan plot dalam menulis. Bahkan dalam mencari ide pun juga dipaparkan seperti salah satunya adalah ide yang berkebalikan, misal nih ya misal "Burung yang ingin berenang" atau "Kadal yang ingin terbang" atau seperti "Ubur ubur yang ingin ke luar angkasa". Hehe.

Setelah mendapat ide tulisan, kemudian kami ditantangnya untuk membuat sinopsis dan plotnya. Menariknya naskah kami di cek satu satu dengan teliti ma syaa Allah, naskahku juga mendapat tanggapan dan cara menyampaikan tanggapannyapun menyenangkan. Sehingga nyaman untuk belajar di kelas dan berdiskusi.

Jadi kalau misal temen-temen hendak serius di jalan cerita anak, sebaiknya coba ikut kelas dari Pak Hadi ini, sungguh membuka wawasan. Tak hanya tentang teori, bahkan kami juga diberi gambaran naskah inkubasi saat room to read, atau naskah naskah yang bisa jdienarik dan cukup memikat editor. Mengingat Noura adalah salah satu penerbit mayor yang memang sering menerbitkan buku termasuk buku-buku read aloud friendly.

Cerita tentang para tokoh

Dalam buku ini tentu saja ada si tokoh utama, namanya Bubui. Kenapa diberi nama Bubui? Simpel saja karena anakku yang berusia dua tahun saat itu ternyata bisa mengucap Bubui dengan lancar. Itu menjadi salah satu pertimbanganku juga memilih nama tokoh yang mudah diucap dan diingat.

Bubui ini si ubur-ubur laut. Kenapa memilih ubur-ubur laut? Kenapa bukan kuda laut? Atau ikan paus? Hahahahaha. Jawabannya adalah karena aku belum begitu jago untuk menggambar, selain karena si ubur-ubur lebih mudah digambar, ada pertimbangan ia menjadi bagian dari cerita.

Sebenarnya buku ini mengkritisi sampah di laut, sedangkan sampah laut berupa plastik sudah sangat banyak di laut, bahkan di berita pun tercatat banyak makhluk hidup yang mati karena makan plastik atau tercemar plastik. Hal ini karena plastik di laut sangat mirip dengan ubur-ubur.

Ubur-ubur sendiri adalah salah satu rantai pertama makanan di lautan. Seperti kura-kura yang makan ubur-ubur dan hewan-hewan lainnya, sehingga mudah terkecoh dengan plastik.

Kemudian tokoh kedua adalah Pipin. Pipin ini adalah salah satu sahabat terdekat Bubui. Awalnya aku tak memasukkan Pipin ini dalam naskah. Namun, tiba-tiba aku merasa tergelitik karena si Bubui ini kan tipe ubur-ubur yang gemar berpetualang dan imajinatif, sehingga ia butuh teman dekat yang sefrekuensi. Sehingga aku memasukkan tokoh Pipin dalam naskah ini.

Lalu apa sih Pipin itu? Hewan apa? Pipin ini adalah safir laut. Salah satu hewan laut yang unik. Ia memiliki ukuran yang sangat kecil dan bisa berkamuflase menghilang ketika musuh mendekat. Untuk para pejantan, Allah beri keistimewaan berupa warna tubuh, yang tak hanya bisa transparan, namun juga bisa berkelip-kelip indah. Cantik sekali.

Latar cerita

Tentu saja latar cerita Bubui ini di laut, namun kita juga akan belajar mengenai keindahan lagit baik itu pagi, sore, dan malam serta berpetualang menjelajah planet planet di tata surya yang berjumlah sembilan, matahari, merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus. Lho kalau pluto? Yap pluto dianggap bukan bagian dari tata surya. Ia tak memiliki orbit yang jelas seperti planet-planet lainnya.

Sinopsis cerita

Bubui ini adalah ubur-ubur laut, ia gemar menjelajah di dalam laut, tentu saja bersama sahabatnya pipin supaya lebih seru. Meski menyukai keindahan dalam laut, Bubui ternyata juga takjub dengan langit. Langit malam bisa bertebaran bintang kemerlipnya, saat subuh dan menuju maghrib, Bubui merasa takjub dengan perubahan warna langit. Membuat Bubui berpikir kira-kira ada pa ya dibalik langit itu?


Kira-kira apakah Bubui bisa memecahkan keingin tahuannya, ada apa di balik langit. Apakah ia berhasil ke luar angkasa? Lantas kenapa ya Bubui ingin sekali ke luar angkasa? Yuk simak buku ini, bacakan bersama ayah dan bunda ya.

Related Posts

Posting Komentar