saraahmegha.com

Berawal dari gandos, berbuah renungan tentang arah rezeki yang tak disangka

Posting Komentar

gandos-semarang
Ngidam Gandos

Pada postingan kali ini sepertinya lebih kesebuah curhatan. Curhatan remeh temeh namun cukup berarti buatku. Beberapa hari lalu aku sempat mengidamkan salah satu makanan. Makanan khas jaman aku masih duduk di sekolah dasar.

Ngidam, salah satu entah benar atau hanya mitos. Dilansir dari berbagai sumber, ada yang bilang kalau ngidam ya harus dituruti nanti kalau tidak dituruti bayinya ngeces (hha?). Sebenarnya fenomena ngidam ini sempat kuperhatikan, saat aku sedang hamil. Aku pribadi menganggap ngidam itu sebagai alarm keinginan tubuh, lho kok bisa?

Jadi saat sedang hamil, maka ada sekian persen Allah menambahkan nikmat pada tubuh, sehingga membuat sensasi mual dan ingin muntah, penciuman dan perasa lebih sensitif. Kalau dari analisisku, ini cara Allah untuk melindungi adek bayi dari makanan-makanan yang tidak baik. Aku yang pecandu kopi setiappagi saja harus merasakan mual parah saat tercium aroma kopi yang sebelumnya menjadi favoritku.

Pun saat ngidam, aku merasa ini seperti alarm panggilan tubuh, tubuh perlu dan butuh sesuatu dari makanan tersebut, dan aku menganggap ini alarmnya, hahahahaha entah karena pembenaran keinginan saja atau apalah ini hahaha.

Betewe tapi ada yang unik juga tentang ngidam ini, aku ingat jelas saat hamil anak pertamaku aku sempat ngidam dimsum dan saat anakku lahir dan tumbuh ia menjadi penyuka dimsum. Pun dengan adiknya, saat itu aku ngidam rambut nenek, saking ngidamnya sampai rela tak jabanin tiap ahad nongkrong ke cfd cuma buat beli rambut nenek hahahaha.

Oke kembali ke topik, keinginanku ngidam ini murni karena aku ingin makan tersebut, atau aku sedang ingin bernostalgia. Rasanya ingin sekali makan itu, aku sampai menanyakan ke dua grup. Grup ummahat di komplek rumah dan grup di blogpedia.

Coba tebak makanan ap yang sedang kuidamkan? Gandos! Iya gandos! Jangan kepleset atau dibolak balik ya, nanti artinya akan berbeda, yang bisa jadi sapaan khas orang Semarang namun sebagian menganggap kasar hehehe.

Gandos! Iya gandos, salah satu makanan yang dulu mudah sekali di temui di tempat umum, terutama sering mangkal di depan sekolah sekolah. Aku ingat jelas, saat aku masih Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama bahkan sampakai kuliah pun masih seliweran gandos. Hahaha

Gandos sendiri adalah salah satu jajanan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan dan sedikit garam. Sehingga jajanan ini cenderung sebagai jajanan gurih, namun jika ingin ada aensasi manis, biasanya akan ditambah gula halus, aduuuhhh istimewa rasanya ma syaa Allah.

Apasih gandos itu?

Gandos ini sendiri memiliki beberapa nama, di Jakarta ia memiliki nama kue pancong, orang Surabaya menyebutnya kue rangin, orang Bandung menyebutnya bandros, orang Bali menyebutnya daluman, dan orang Bojonegoro menyebutnya tratak jaran.

Nah, beberapa hari lalu aku ingin sekali makan gandos ini. Mendapat info kalau memang saat ini yang jual gandos ini audah jarang ditemui berbeda dengan jaman dulu. Kalau kata suami, bukan salah satu makanan kekinian soalnya. Padahal menurutku gandos ini memiliki rasa yang unik, dan enak daripada telur gulung atau jajanan lainya yang sekarang dianggap kekinian.

Pencarian gandos yang tak mudah

Pada hari pertama, setelah mendapat info beberapa titik mamang gandos mangkal, agak nekat ingin segera meluncur kesana, namun suami berkata nanti sekalian menjemput Ghaaziy dari kuttab, dan qodarulloh hujan. Kami mulai mencari di titik titik info, namun qodarulloh berbuah kecewa, mungkin karena hujan sehingga mamang gandos meneduh dan kami tak tahu meneduh di mana. Hiks.

Hari kedua, qodarulloh suamiku ada lembur di kantornya, praktis tugas menjemput sekolah aku yang hendel. Usai menjemput Ghaaziy, aku mengajaknya untuk hunting gandos kembali hahaha. Kami melewati titik titik info mamang gandos, kami sampai berputar dua kali, dan hasilnya hari kedua nihil. Dengan bercanda kukatakan pada suamiku, kalau tadi kami mencari gandos dan nihil hahaha.

Suami berinisiatif untuk mencari gandos di Banyumanik, seingatku dan suami memang ada mamang gandos di sana, dan kami memang sering beli di sana, namun lagi-lagi mungkin memang belum berjodoh, sehingga tak menemukan mamang gandos di sana.

Hari ketiga, keinginan makan gandos sudah tak menggebu sebelumnya, jadi kuceritakan rencanaku ke suamiku kalau hari ini kami (aku dan anak-anak akan mencari gandos lagi hahaha). Kemudian...

Saat suasana rumah hening, karena suami mengantar Ghaaziy, Naazneen sedang makan, dan aku sedang cuci piring di dapur. Tau-tau Naazneen menemuiku di dapur sambil berkata "Mbak fah mbak fah, pakai dudung pink, terus pulang" aku masih belum bisa mencerna teka teki ini, sampai tiba-tiba suamiku pulang dan berkata "ada yang nyentelin sesuatu di pintu".

Saat plastik kubuka, mataku langsung rembes bresss, sekotak gandos dari salah satu sahabatku, ma syaa Allah barakallahu fiyk. Belum selesei di situ, sekitar jam sepuluh atau sebelas, salah satu temanku di blogspedia panggil saja mbak saras hihihi tiba tiba mengirimiku sebuah foto kalau beliau menemukan mamang gandos di dekat rumahnya, dan siapa sangka beliau mengirimkan satu kotak besar gandos, sepertinya bisa untuk persediaan tiga hari, ma syaa Allah.

ngidam-gandos
Saat Mbak Saras menemukan gandos

Ibroh yang kudapatkan

Sebuah ibroh yang kalau direngungkan akan membuat berdecak kagum dengan rencana Allah, teringat beberapa hari lalu aku berupay ikhtiar berputar-putar mencari si gandos ini, namun Allah bilang "jangan dulu ketemu" supaya aku bisa lebih pasrah dan tidak menggebu dalam mengingankan sesuatu, namun di waktu lainnya seperti sebuah jawaban dari Allah "Nih waktu yang tepat, tak kasih maumu dan lebih dari yang kamu harapkan, asal kamu bersabar dan tetap ikhtiar" sebuah ibroh tersendiri bagiku tentang konsep rezeki itu sendiri, sekuat apapun usaha kita kalau belum rezekinya yang belum tercapai, namun jika itu sudah menjadi rezeki kita, rezeki itu yang datang sendiri di balik pintu kita. Maha Besar Allah atas Sempurnannya Rencana-Nya.



Related Posts

Posting Komentar